ALBIRRU

Lalat buah (Bactrocera) adalah hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran, termasuk tanaman cabai. Serangan lalat buah diperkirakan mencapai 4.790 ha dengan kerugian Rp21,99 miliar. Lalat buah merupakan salah satu hama penyebab gagalnya panen buah

ALBIRRU

Cabai merah besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia

ALBIRRU

Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun istilah "hama" dapat digunakan untuk semua organisme, tetapi istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Organisme yang bersifat invasif juga merupakan hama

ALBIRRU

Sayur atau sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan nabati yang biasanya mengandung kadar air yang tinggi, yang dapat dikonsumsi setelah dimasak atau diolah dengan teknik tertentu, atau dalam keadaan segar. Istilah untuk kumpulan berbagai jenis sayur adalah sayur-sayuran atau sayur-mayur

ALBIRRU

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pupuk organik diartikan sebagai zat hara tanaman yang berasal dari bahan organik

5 Fungisida Bahan Aktif Tembaga

Hai Sahabat Albirru,

Bahan aktif tembaga seringkali hadir dalam banyak merk fungisida yang berbeda. Bahan aktif tembaga pada fungisida juga memiliki beberapa variasi, seperti hidroksida, oksida, oksiklorida, serta sulfat. Fungisida yang mengandung tembaga digunakan untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh jamur, seperti hawar daun, blas, dan lainnya.Bahan aktif tembaga ini merupakan bagian dari Ditio Karbamat dengan kode kerja M3 untuk cara kerjanya sebagai fungisida. Cara kerja tersebut melibatkan penghubungan dengan berbagai spektrum. Dapat berperan sebagai fungisida dan bakterisida. Kemungkinan timbulnya resistensi terhadap bahan aktif tembaga ini jauh lebih rendah. Disamping itu, tembaga juga bisa berperan sebagai pupuk mikro utk tanaman.


Di bawah ini terdapat lima merek fungisida yang mengandung bahan aktif tembaga dari berbagai produsen pestisida.

 

Copcide 77WP

Fungisida Copcide 77WP adalah produk inovatif dari Cap Kapal Terbang yang mengandung bahan aktif tembaga hidroksida (Cu(OH)2), telah terbukti efektif dalam menanggulangi serangan jamur dan bakteri pada tanaman.Pestisida yang mengandung 77% tembaga hidroksida memiliki kemampuan ganda dalam mengontrol pertumbuhan jamur dan bakteri secara efektif. Copcide 77WP memiliki partikel yang lebih kecil karena berbentuk tepung (Wettable Powder/WP), sehingga memiliki luas permukaan partikel yang lebih besar untuk meningkatkan efektivitas dalam mengontrol serangan penyakit.Fungisida ini memiliki ciri khas 'broad spectrum' yang berarti kemampuannya meluas dalam mengendalikan berbagai jenis organisme fungi. Dengan begitu, kita dapat mengendalikan berbagai jenis jamur dan bakteri secara bersamaan.Cara kerjanya melibatkan kontak dan memiliki sifat yang protektif. Pada tanaman cabe, kita dapat mengontrol munculnya bercak daun dan antraknosa. Kuma dosanya 2g/l – 4g/l.Harganya sekitar 35 ribu rupiah untuk satu paket fungisida berat 100 gram.Funguran 80 WP, a fungicide.

 

FUNGURAN 80 WP

ialah sejenis fungisida yang mengandungi Tembaga Hidroksida 80% sebagai bahan aktifnya. Fungisida ini berkesan dalam mengawal penyakit hasil daripada kulat pada tanaman seperti cili, kentang, tomato, dan teh.Fungisida ini memiliki jangkauan yang luas. Juga bisa memberikan nutrisi bagi tanaman karena mengandung tembaga yang dapat membuat tanaman tumbuh lebih subur dan memberikan hasil yang optimal.Funguran 80 WP memiliki daya rekat yang kuat, sehingga tidak mudah tercuci oleh air siraman maupun hujan.Tidak bersifat korosif, tidak merusak alat semprot, dan tidak menyebabkan mampet pada nosel. Tidak pula menimbulkan resistensi ketika digunakan dalam jangka waktu yang lama.Untuk tanaman cabe, jumlah yang perlu diberikan adalah antara 0. 5 hingga 1 gram per liter. Ini digunakan untuk mengatur penyakit antraknosa.Fungisida ini dijual sekitar 110 ribu per kemasan 500 gram.

 

Fungisida NORDOX 56WP

bisa membantu dalam mengendalikan perkembangan jamur pada tanaman.Mengandung 56% bahan aktif Tembaga oksida, berada dalam formulasi WP.Bagaimana Fungisida NORDOX 56 WP beroperasi adalah dengan bertindak sebagai Fungisida dan Bakterisida. Fungisida digunakan sebagai penangkal jamur yang efektif berkat kandungan aktif tembaga dan tambahan mikro nutrien seperti kalsium dan magnesium, yang dapat memberikan efek "Tonic" pada tanah yang kekurangan nutrisi.Tanaman akan berkembang dengan baik, bertumbuh lebih banyak, dan tetap terhindar dari serangan siput. Sebagai penangkal bakteri dan jamur, hal ini dapat membatasi penyebaran penyakit seperti kresek atau Blast.Jika masih terdapat serangan penyakit yang terbawa dari tempat lain, Anda bisa menggunakan fungisida NORDOX 56 WP setiap seminggu sekali sampai serangan tersebut berhenti berkembang.Penggunaan Nordox untuk cabe dapat dilakukan dengan cara penyemprotan. Dosis yang diberikan adalah sekitar 1 hingga 2 gram untuk setiap liter air atau setara dengan 1 sendok makan untuk setiap tangki berukuran 15 liter.Pricenya sekitar 25 ribu untuk kemasan 100 gram.KUPROXAT 345 SC fungicide.

 

KUPROXAT 345 SC

adalah fungisida yang juga berkeampuhan sebagai bakterisida. Menggunakan bahan aktif tembaga oxysulfat direkomendasikan untuk mengendalikan penyakit hawar daun pada padi sawah (Kresek), penyakit antraknosa pada tanaman cabai, penyakit blendok pada jeruk, dan penyakit busuk buah pada tanaman kakao. KUPROXAT 345 SC, fungisida yang efektif, mengandung tri-basic Copper Sulfate sebagai bahan aktif. Partikelnya sangat halus dan daya melekatnya yang baik membuatnya efektif sebagai fungisida maupun bakterisida.Produk ini adalah satu-satunya yang mengandung tembaga aktif dan dirumuskan dalam bentuk cair.Spektrum yang meluas ini beroperasi di berbagai situs, mengakibatkan ketahanan jamur menjadi sangat minim.Pelepasan ion tembaga dikontrol dengan baik dan berlangsung secara perlahan, yang membuatnya tidak beracun bagi tanaman dan mampu memberikan perlindungan jangka panjang terhadap tanaman dari serangan jamur dan bakteri.Ukuran partikel yang paling kecil dibanding fungisida tembaga lainnya, sehingga cocok untuk menutupi tanaman dengan baik.Memiliki sifat tahan terhadap air hujan. Formulasi dan larutan semprot PH-nya netral, yang membuat tanaman tetap tenang saat disemprot.Kestabilan suspensi yang tinggi di dalam tangki memastikan tidak terjadi pengendapan atau penyumbatan pada nozzle.Dosis fungisida ini untuk mengendalikan antraknosa pada tanaman cabe adalah antara 1 hingga 2 liter per hektar.Fungisida dengan harga 500 mililiter ini sekitar 77 ribu rupiah.

 

Champion 77WP fungicide

CHAMPION 77 WP adalah fungisida kontak berwarna biru yang bisa disuspensikan untuk menangani penyakit antraknosa pada tanaman cabai, semangka, dan buncis, serta penyakit cacar daun pada tanaman teh.Champion 77 WP dapat berperan sebagai zat yang membunuh jamur dan bakteri.Dengan memiliki jangkauan spektrum yang luas dan bekerja di beberapa lokasi, risiko jamur resisten menjadi sangat minim.Partikelnya yang sangat kecil dibanding fungisida tembaga lainnya menjadikannya memiliki penutupan yang optimal pada tanaman.77 Wp Champion is also resistant to rainwater wash. Kestabilan dan suspensi yang tinggi pada larutan di dalam tangki memastikan tidak terjadi pengendapan dan nozzle tidak tersumbat.Bahan utamanya adalah tembaga hidroksida sebanyak 77%. Fungisida ini sangat efektif dalam mengendalikan penyakit antraknosa pada tanaman cabe. Dalam penggunaannya, cukup memberikan dosis 1. 5 - 3 g/l saat ada gejala serangan. Lakukan perlakuan tersebut setiap 7 hingga 10 hari, mengikuti kondisi serangan yang terjadi.Harganya sekitar 190 ribu untuk 1 kg fungisida.Itu tadi, Juragan, beberapa jenis fungisida yang mengandung bahan aktif tembaga. Penggunaannya sebaiknya tidak terlalu berlebihan. Walaupun kuat, ada kemungkinan nanti bisa beracun bagi tanaman. Daunnya terlihat mulai kering, terutama yang masih muda.Pemakaian sebaiknya tidak dicampur dengan surfaktan seperti perekat, perata, atau penembus pestisida. Karena surfaktan dapat meningkatkan risiko cedera pada tanaman. Tidak disarankan mencampurkannya dengan produk asam.Sebagian besar insektisida atau fungisida biasanya bersifat asam.Fungisida yang mengandung bahan aktif tembaga ini termasuk dalam kategori pestisida alkali. Sifat alkali ini berpotensi mengubah struktur kimia formula yang berasaskan minyak, contohnya EC, E We, E, serta mengubah struktur kimia formula larut air seperti A S, SL, SP, SC, atau WSC.Jika terjadi pencampuran fungisida tembaga dengan formula yang tidak larut dalam air atau dapat disuspensikan, bisa timbul reaksi antara fungisida tersebut dan zat kimia yang mengandung sulfur seperti thiol atau thiokarbamat.

 

Pengendalian Keriting Daun dan Virus Kuning Cabai


 

Hai Sahabat Albirru,,,,

Tanaman cabai dapat tumbuh baik saat musim kemarau maupun musim penghujan, dengan keuntungan dan kerugian yang berbeda. Musim kemarau seringkali menyebabkan serangan kutu, virus, dan hama, sementara musim hujan dapat mengakibatkan penyebaran penyakit oleh jamur dan bakteri.


1. Keadaan lahan

Saya hanya menggunakan dua bahan pupuk dasar, yakni petrocas dan SP36. Ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan penyakit patogen khususnya saat musim hujan. Dari pengalaman yang saya miliki, penggunaan kedua bahan tersebut dapat mengurangi tingkat kelayuan pada tanaman cabe. Seperti yang diketahui, kelayuan didominasi oleh penurunan pH tanah akibat hujan deras yang tinggi, yang memfasilitasi pertumbuhan pathogen penyakit dengan mudah. Petrocas (Kalsium) akan membantu meningkatkan dan menjaga kestabilan pH tanah agar berada dalam keadaan netral atau stabil. Ini membuat pathogen penyakit menjadi tidak nyaman, sehingga serangan dapat diminimalkan. Di samping itu, dengan tingkat pH yang tepat, tanaman menjadi lebih mudah menyerap nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.Varian cabe yang digunakannya adalah cabe ORI 212 dari AURA SEED. Pertumbuhan tanaman pada awalnya berjalan dengan baik. Kondisi berubah ketika tanaman mulai membentuk cabang V sekitar 35 hari setelah tanam, di mana daun tiba-tiba mengkerut baik ke arah atas maupun ke bawah. Tersangkanya akibatnya mungkin disebabkan oleh serangan hama tungau dan thrips. Masalah semakin menjadi-jadi karena beberapa tanaman terinfeksi virus kuning.Saya hampir gementar dengan meningkatnya serangan hama yang terus-menerus. Penggunaan insektisida berbahan aktif abamectin dan piridaben oleh saya untuk mengendalikan hama awal belum menunjukkan hasil yang signifikan. Berkat ketekunan dan kecerdasan yang luas, akhirnya saya berhasil menemukan solusi yang efektif dan tanamannya pulih sepenuhnya.

 

2. Penyelidikan tentang bagaimana mengendalikan hama

Sadar akan adanya serangan hama pada tanamannya, terutama dari tungau dan thrips. Saya menggunakan insektisida yang mengandungi abamectin, bahan aktif yang terkenal berkesan untuk menghapuskan thrips. Dosis yang dipakainya sesuai dengan petunjuk dosis yang tertera di kemasan, yakni sebanyak 0,5-1 ml per liter. Untuk menangani serangan tungau, ia menggunakan insektisida dengan bahan aktif piridaben dalam dosis 1 ml per liter. Kedua insektisida tersebut sayanggapnya cupuk efektif dalam mengendalikan serangan hama pada tanaman, namun kurang efektif untuk memulihkan kondisi daun tanaman.

 

3. Pemulihan pertumbuhan daun yang bergelombang

Daun yang terkena hama mengalami kerusakan pada fisik dan struktur selnya. Inilah yang membuat pertumbuhan tanaman kurang optimal. Menyadari hal tersebut, saya menambahkan bahwa nutrisi yang mengandung unsur mikro esensial dalam bentuk chelated, mudah diserap dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai katalisator dalam berbagai proses metabolisme tubuh tanaman. Seketika, daun tanaman yang tadinya kusut terlihat semakin membaik saat diberikan VITARON SL dengan dosis 1-2 ml per liter air. Penggunaan produk ini dengan konsisten akan memberikan hasil yang signifikan.Proses pemulihan daun tidak hanya di situ saja, tetapi juga dipercepat dengan penambahan zat pengatur tumbuh yang mengandung hormon auksin, sitokinin, dan giberellin. Saya memberikan dosis hanya sebanyak 1 ml per liter dan hanya sayaplikasikan dua kali. Memberikan ZPT memiliki dampak besar pada proses pemulihan dan pembentukan daun baru, namun perlu diingat untuk tidak menggunakannya secara terus-menerus agar tidak mengganggu keseimbangan pertumbuhan tanaman dan membuat tanaman menjadi berair. Penyebab saya hanya menggunakan ZPT sebanyak 2 kali adalah karena perkembangan tanaman telah membaik.Penggunaan keempat bahan tersebut dapat diterapkan secara bersamaan atau dicampurkan. Ini dilaksanakan guna mengirit waktu, energi, serta dana. Saya menyemprot tanaman secara rutin setiap 7 hari sekali hingga tanaman pulih kembali. ZPT ini hanya dipakai dua kali semprot saja.


4. Pengurusan Virus Kuning

Beberapa tanaman milik saya mendapat serangan penyakit kuning, sama seperti yang sering dikeluhkan petani cabai pada umumnya. Saya tak terlalu memikirkan hal itu, malah dibiarkan begitu saja tanpa dicemaskan. Tanaman saya masih mampu berproduksi dengan baik meskipun terkena serangan virus kuning. Virus hanya menyebar melalui vector yang membawanya, jadi fokus utamanya adalah mengendalikan vector pembawanya. Trik istimewa saya menggunakan penyemprotan seperti yang kami jelaskan sebelumnya untuk mengendalikan hama tanaman, tetapi khusus untuk tanaman yang terinfeksi, dosisnya ditingkatkan atau tanaman dibasahi sepenuhnya.Dengan ketekunan, kesabaran, dan semangatnya, saya berhasil meraih kesuksesan yang memuaskan. Tanaman saya tumbuh dengan baik dan menghasilkan hasil yang melimpah.


Berbagai Cara Pemupukan Tanaman Budidaya

Hai Sahabat Albirru...

Pemupukan dilakukan dengan tujuan memberikan suplementasi nutrisi tambahan pada tanah, yang nantinya akan diserap oleh tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung, guna mendukung proses metabolisme vegetasi.

Nutrisi yang diperlukan terdiri dari makronutrien seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta mikronutrien seperti sulfur, kalsium, magnesium, besi, tembaga, seng, dan elemen lainnya.Pemupukan dapat dilaksanakan melalui dua metode, yakni melalui sistem akar dan sistem daun.

Pemupukan melalui akar dilakukan dengan tujuan memberikan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman pada tanah.

Secara umum, pemberian pupuk melalui akar dapat dilakukan dengan metode disebut sebagai disebar (broadcasting), ditempatkan dalam lubang (spot placement), atau disusun dalam larikan atau barisan (ring placement).

Pemberian pupuk melalui daun dapat dilakukan dengan cara penyemprotan.

Aplikasi pemberian pupuk pada tanaman semusim dan tahunan bersifat berbeda. Dalam tanaman semusim seperti kacang-kacangan, sayuran, padi, jagung, dan tanaman lainnya, metode pemupukan umumnya dilakukan melalui penyebaran, penyemprotan di lubang tanam, atau larikan.

Pada tanaman tahunan seperti tanaman buah-buahan, kopi, teh, kakao, kelapa, dan lainnya, metode yang digunakan adalah penempatan cincin.Berikut adalah metode-metode pemupukan yang lazim diterapkan dalam budidaya tanaman.

1.       Televising

Pemupukan dengan metode penyebaran diaplikasikan ketika penanaman dilakukan secara rapat dan teratur dalam barisan, seperti yang biasa diterapkan pada tanaman padi.

Tersebutnya metode ini sesuai untuk tumbuhan yang memiliki sistem perakaran dangkal, pada tanah yang memiliki kesuburan yang memadai, serta pada dosis pemupukan yang tinggi.

Metode ini juga dapat diimplementasikan saat proses pengolahan lahan dengan memberikan pupuk kandang sebelum penanaman di area yang telah disiapkan.

Keuntungan pemberian pupuk secara penyemaian adalah efisiensi waktu dan tenaga yang lebih besar, serta kemudahan aplikasi dalam proses pemupukan tanaman budidaya.

Di sisi lain, kekurangan dalam metode ini adalah adanya risiko penguapan atau volatilisasi amonium (NH4) menjadi gas amonia (NH3), yang dapat merangsang pertumbuhan gulma.

 

2.       Placement of the ring

Pupuk disebarkan di antara barisan tanaman dan kemudian diselimuti kembali dengan lapisan tanah.

Penempatan cincin umumnya digunakan pada tanaman tahunan dengan cara menaburkannya mengelilingi tanaman dengan jarak yang sejajar dengan daun terluas (tajuk daun), kemudian menutupnya kembali dengan tanah.

Metode ini dapat diterapkan ketika jarak tanaman tidak padat, kesuburan tanah rendah, dan pertumbuhan akar tanaman terbatas.

Manfaat aplikasi secara larikan atau barisan adalah mempermudah tanaman mengambil nutrisi pupuk dan mengurangi kemungkinan kehilangan nutrisi pupuk.

Namun, kelemahan aplikasi ini termasuk rendahnya kesuburan tanah jika dosis pupuk terbatas dan ketidakmerataan penyebaran pupuk

 

3.       Placement of spots

Caranya adalah dengan membuat lubang di samping tanaman dengan kedalaman sekitar 5-10 cm, lalu memasukkan pupuk ke dalam lubang tersebut, kemudian menutupnya dengan tanah.Penerapan aplikasi pupuk secara penempatan titik dapat dilakukan ketika jarak tanam mencukupi. Pemberian pupuk pada tanaman jagung dapat dilakukan dengan menggunakan metode ini.Salah satu keunggulan pemberian pupuk dengan metode penempatan titik adalah bahwa pupuk tidak rentan menguap dan diterapkan secara langsung ke dekat akar tanaman.
Kelemahan yang terdapat adalah lamanya waktu yang diperlukan serta pengaturan takaran pupuk untuk mencapai konsistensi yang seragam pada setiap lubang tanam.

Pemupukan melalui daun, atau secara teknis dikenal sebagai aplikasi foliar, merujuk pada metode pemberian pupuk yang larut dalam air dengan tingkat konsentrasi yang sangat rendah. Selanjutnya, campuran tersebut kemudian disemprotkan secara langsung pada daun tanaman menggunakan alat semprot manual konvensional, seperti hand sprayer.

Apabila luas area budidaya bertambah, disarankan untuk menggunakan alat semprot knapsack. Aplikasi tersebut dilakukan pada bagian inferior daun dengan tujuan memastikan bahwa nutrisi dapat diserap dengan lebih efisien melalui stomata daun.

Demikianlah beberapa metode pemupukan yang umum digunakan untuk memelihara tanaman budidaya, diharapkan dapat memberikan manfaat.

5 Cara Mengolah Tanah untuk Lahan Pertanian

5 Cara Mengolah Tanah untuk Lahan


 

 


Hai Sahabat Albirru….

Berikut adalah lima teknik pemrosesan tanah yang biasa digunakan oleh petani untuk pertanian.

1.     1. Clearing of land

Langkah awal dalam mempersiapkan tanah pertanian adalah dengan melakukan pembukaan lahan atau sering juga disebut sebagai land clearing atau melakukan pembersihan lahan manual. Biasanya saat membersihkan lahan, banyak orang akan terlibat, terutama jika lahan yang harus dibersihkan cukup luas. Alat yang dipergunakan juga cukup sederhana seperti cangkul, parang, sabit, dan sejenisnya. Hinggah kini, seiring berjalannya waktu, proses pembersihan lahan juga dilakukan dengan bantuan mesin pertanian, seperti traktor. Dengan demikian, pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat tanpa memerlukan tenaga yang terlalu besar. Setelah lahan disiapkan dengan baik, barulah dapat ditanami dengan berbagai jenis tanaman pertanian.

2.     2. Penggaruan tanah

Cara mempersiapkan tanah ini sebenarnya hampir mirip dengan metode land clearing, tetapi lebih fokus pada penggunaan alat tradisional seperti garu dan cangkul. Tujuannya adalah untuk meratakan gundukan tanah yang keras di lahan tersebut. Apabila gumpalan tanah telah terurai dengan rata, ia akan menjadikan struktur dan tekstur tanah lebih sesuai untuk ditanami tanaman dengan lebih lancar. Sebaiknya dilakukan pemupukan terlebih dahulu sebelum melakukan penggaruan tanah, menurut para ahli pertanian. pemberian Pupuk yang dimaksud di sini adalah baik pupuk organik atau  pupuk anorganik. Ketika terjadi penggemburan tanah, pupuk akan teraduk secara merata pada lapisan tanah yang sudah disiapkan.

3.     3. Pemupukan

dilakukan untuk memberikan nutrisi tambahan pada tanaman.Selanjutnya dalam proses penyiapan tanah untuk lahan pertanian adalah melaksanakan pemupukan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesuburan unsur hara di dalam tanah tersebut. Jika pemupukan dilakukan lebih awal, ini akan mendorong akar untuk tumbuh lebih dalam. Terdapat baiknya menggunakan pupuk yang telah direkomendasikan.Sebagai contoh, untuk pupuk makro tunggal seperti Urea, SP36, dan juga pupuk makro majemuk seperti NPK 15 yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Anda juga dapat mengaplikasikan pupuk kandang. Jika tanah diketahui berasam saat pemupukan, tambahkan kapur dolomit dengan menaburkannya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat keasaman tanah di lahan pertanian.

4.      4. Pembajakkan tanah

Kamu bisa melakukan hal ini setelah hujan turun atau bahkan sebelum hujan. untuk Pembajakan tanah sangat tepat bagi tanah dengan struktur yang tidak terlalu keras maupun lembek. Masyarakat agraris di pedesaan seringkali tetap menggunakan metode tradisional dalam membajak sawah, seperti memanfaatkan sapi atau kerbau untuk mengoperasikan alat bajak.Bagi petani modern, pembajakan tanah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi pertanian mutakhir seperti traktor. Dua cara itu sebetulnya bagus dilakukan di segala jenis kondisi tanah. Meskipun, penggunaan traktor dalam pembajakan lahan dianggap lebih efisien dan cepat, hal ini dapat memberikan manfaat berupa penghematan waktu dan tenaga bagi para petani.Alat untuk mengubah format.

5.     5. Metode konversi

adalah teknik pengolahan tanah yang mungkin tidak begitu diminati oleh petani. Karena program ini hanya dijalankan setahun sekali untuk daerah ramai dan dua tahun untuk daerah yang sedang ramai. dan Teknik konversi sendiri terbagi menjadi dua bagian yakni olah tanah minimum (OTM) dan olah tanah strip (Strip Tillage).Olah Tanah Minimum (OTM) adalah teknik pengolahan tanah dengan mengurangi frekuensi pengolahan, entah itu dilakukan setiap satu tahun atau dua tahun sekali. Untuk pengolahan tanah strip, pengolahannya hanya dilakukan pada alur yang akan ditanami. Strip atau alur tanaman ini dibentuk sesuai dengan keadaan permukaan tanah. Bagian yang akan diolah adalah barisan yang telah ditanami benih.Begini penjelasan mengenai bagaimana mengelola tanah untuk area pertanian yang bisa Saudara lakukan. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan memperluas pemahaman Anda.